Posted by : Azka
Sabtu, 12 Mei 2018
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala
sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata
cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia
itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk
mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas
kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari
tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga
Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam
bahasa dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya
berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun
disini yang lebih ditekankan yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan benyak
digunakan oleh kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi sehari-hari,
salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa
Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa
Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia
tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar
yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita
mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang
lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan
yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan
berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa
nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian
kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu
dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki
fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni
sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Derasnya arus globalisasi di
dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan
bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau
tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang
politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
Tanpa adanya bahasa (termasuk
Bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu Bahasa
Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan
peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi
sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya
nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu,
jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir
karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar
itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik
dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa
Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi masyarakat modern.
Adapun rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan Ragam Bahasa?
2. Apa saja
fungsi Ragam bahasa?
3. Apa saja
faktor timbulnya Ragam Bahasa?
4.
Apa saja macam-macam Ragam Bahasa
berdasarkan pokok pembicaraan, media pembicaraan, hubungan antar pembicara?
1.3.
Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa
Indonesia ditinjau dari berbagai aspek. Dan memenuhi tugas Bahasa Indonesia 1.
1.4.
Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Pembaca
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Ragam Bahasa.
2. Pembaca
dapat mengetahui apa saja fungsi Ragam Bahasa.
3. Pembaca
dapat mengetahui faktor yang menjadi timbulnya Ragam Bahasa.
4.
Pembaca dapat mengetahui
macam-macam Ragam Bahasa berdasarkan pokok pembicaraan, media pembicaraan,
hubungan antar pembica
2.1.
Pengertian Ragam Bahasa
Berikut
ini adalah pengertian Ragam Bahasa menurut Para Ahli yaitu:
1. Bachman
Menurut Bachman (1990), “Ragam
Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
2. Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999),
“bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,
yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti
di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.”
3. Fishman Ed
Menurut Fishman ed (1968), suatu
ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan
dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan
topik pembicaraan.
2.2.
Fungsi Ragam Bahasa
Keragaman bahasa muncul
disebabkan oleh keragaman sumber sosial itu sendiri bagi setiap orang.
Keragaman sosial sendiri dikarenakan berbagai macam alasan yang mempengaruhi
tiap
orang, seperti latar belakang, pengaruh lingkungan,
dan cara bersosialisasi sehari-hari. Selain dari keragaman sosial, ragam bahasa
juga terjadi dengan ragamnya situasi saat berkomunikasi.
Mempelajari ragam bahasa memiliki
tujuan dan fungsi agar pembaca dapat mengetahui ragam bahasa apa yang cocok
digunakan seperti saat di situasi tertentu, dengan lawan bicara tertentu,
ataupun saat menulis karya tulis tertentu.
Fungsi
dari mempelajari ragam bahasa itu sendiri adalah:
Memudahkan berinteraksi di masyarakat. Mudah menyampaikan maksud dari
ide.
Menggunakan diksi yang tepat dalam penulisan
ataupun pembicaraan. Menggunakan intonasi, artikulasi, dan dialek yang tepat
saat berbicara.
2.3.
Faktor Timbulnya Ragam Bahasa
Ada beberapa faktor penyebab
timbulnya keragaman bahasa yang ada di Indonesia, antara lain:
1. Faktor
Usia
2. Faktor
Pendidikan
3. Faktor
Agama
4. Faktor
Bidang Kegiatan dan Profesi
5. Faktor
Latar Belakang Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda
seperti wilayah Jawa dan Papua dan beberapa wilayah Indonesia lainnya
6. Faktor
Sejarah
Setiap daerah mempunyai kebiasaan dan bahasa nenek moyang
sendiri-sendiri dan berbeda-beda.
7. Faktor
Perbedaan
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah
pantai cenderung menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan dengan volume suara
yang besar. Sementara di daerah pemukiman padat penduduk cenderung menggunakan
bahasa lisan yang panjang dengan volume suara yang relatif kecil.
Pada dasarnya, setiap bahasa
memiliki kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, dan tata
makna. Namun, faktor pemakai bahasa yang telah disebutkan di atas menyebabkan
bahasa menjadi tidak seragam benar. Oleh karena itu, muncul ragam bahasa.
Menurut Chaer (2006:3) dalam bahasa Indonesia, terdapat tujuh ragam bahasa,
antara lain:
1. Ragam
Bahasa Idiolek
Ragam bahasa ini bersifat perorangan. Setiap orang yang memiliki ciri
khas pribadi dalam pemakaian lafal, tata bahasa, ataupun pilihan dan kekayaan
kata yang dimilikinya. Contoh:
Mario
Teguh pada Golden Ways: “Sahabat-sahabatku yang super!”
2. Ragam
Bahasa Dialek
Ragam bahasa ini biasanya digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat
dari wilayah tertentu. Ada tiga jeni dialek, yaitu
a.
Dialek regional
Adalah variasi bahasa yang dipakai di daerah tertentu. Contoh: bahasa
Jawa dialek Medan, bahasa Melayu dialek Jakarta, dll.
b.
Dialek social
Dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu. Contoh: dialek
wanita, dialek pria, dialek remaja, dll.
c.
Dialek temporal
Dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu. Contoh: dialek Melayu
pada zaman Sriwijaya.
3. Ragam
Bahasa Sosiolek
Ragam bahasa ini digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
golongan sosial tertentu. Contoh: ragam bahasa masyarakat umum ataupun golongan
buruh kasar tidak sama dengan ragam bahasa golongan terdidik.
4. Ragam
Bahasa Fungsiolek
Ragam bahasa ini digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu. Contoh:
ragam bahasa sastra yang cenderung penuh dengan idiom atau kiasan, sedangkan
ragam bahasa ilmiah yang bersifat logis dan eksak.
5. Ragam
Bahasa Formal (Bahasa Baku)Bahasa baku adalah ragam bahasa yang dijadikan dasar ukuran. Bahasa baku
dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat menyurat
dan rapat resmi. Dengan kata lain, hanya untuk komunikasi resmi, wacana teknis,
pembicaraan di depan umum dan pembicaraan dengan orang yang dihormati.
6. Ragam
Bahasa Informal (Ragam Nonbaku)
Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Dalam ragam ini
kaidah-kaidah tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, ataupun kosakata)
kerap dilanggar.
7. Ragam
Bahasa Lisan dan Tulis
Bahasa lisan sering dibantu dengan mimik, gestur dan intonasi. Sedangkan
ragam bahasa tulis tidak. Oleh karena itu, ragam bahasa tulis harus diupayakan
sedemikian rupa sehingga pembaca dapat memahami dengan baik bahasa tulis
tersebut.
Adapun macam-macam ragam bahasa
dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
2.4.1. Ragam Bahasa Berdasarkan
Pokok Pembicaraan
Berdasarkan
Pokok Pembicaraan, Ragam Bahasa dapat dibedakan menjadi:
1. Ragam
Bahasa Undang-Undang
Bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan undang-undang negara maupun
sesuatu yang berkaitan dengan perundang-undangan. Contoh: UUD, KUH Pidana, dll.
2. Ragam
Bahasa Jurnalistik
Ragam
bahasa yang biasa digunakan dalam media massa. Seperti koran, majalah, dll.
3. Ragam
Bahasa Ilmiah
Ragam yang memenuhi kaidah kelimuan. Ragam bahasa ilmiah biasa digunakan
dalam pembuatan suatu karya ilmiah menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang
bersifat objektif, logis, empiris dan sistematis. Adapun ciri-ciri ragam bahasa
ilmiah sebagai berikut:
Cendekia
(mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat).
Lugas dan Logis (harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda serta
sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat).
Jelas
(jelas struktur kalimat dan maknanya)
Padat dan Ringkas (gagasan atau
pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak
ada hubungannya atau tidak diperlukan).
Formal dan Objektif (berlaku dalam situasi formal atau resmi pada
struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur kebahasaan dan dapat
diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum).
Gagasan sebagai Pangkal Tolak (harus berorientasi pada gagasan atau pola
pikir bukan pada penulis).
Penggunaan Istilah Teknis (sesuai dengan bidang keilmuannya yang
dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambang,
dan istilah sesuai dengan bidang ilmu).
Konsisten (mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar
dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg (taat asas)).
Ragam bahasa ilmiah biasanya digunakan pada tulisan seperti skripsi,
jurnal, penulisan ilmiah, dll.
4. Ragam
Bahasa Semi Ilmiah
Ragam bahasa yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasa formal, kalimat
bersifat teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan. Seperti
artikel, opini dan resensi buku.
Ciri dari ragam bahasa semi ilmiah adalah : Ditulis
berdasarkan fakta pribadi
Fakta yang disimpulkan subyektif Gaya bahasa
konotatif dan populer Tidak memuat hipotesis
Penyajian dibarengi dengan sejarah Bersifat imajinatif
Situasi didramatisir Bersifat persuasif
Tanpa
dukungan bukti
Contoh: “Ada Kecelakaan Tunggal, Tol Cawang-Bekasi Macet 14 Km Jakarta -
Kemacetan sepanjang 14 km terjadi di Tol Cikampek dari arah Cawang menuju
Bekasi. Kemacetan ini diakibatkan kecelakaan tunggal yang terjadi di bahu jalan
di KM 14.”
Ragam bahasa yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut
metodologi yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam ragam bahasa non
ilmiah, yaitu isinya merupakan kisah rekaan. Contoh: novel bumi Tere Liye
Selain
kisah yang bersifat rekaan, ciri dari ragam bahasa non ilmiah adalah :
Emotif, merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,
lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
Persuasif, merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berpikir pembaca dan cukup
informatif
Deskriptif, merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
6. Ragam
Bahasa Sastra
Ragam yang biasa digunakan sastrawan untuk membuat sastra. Biasanya
mengandung majas. Contoh: Ia adalah seorang bunga
desa.
7. Ragam
Bahasa Bidang Tertentu
Ragam bahasa juga dapat digunakan pada
bidang-bidang tertentu, seperti: Ragam Bahasa Hukum
Dia dihukum karena melakukan tindak
pidana. Ragam Bahasa Bisnis
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberi diskon. Ragam Bahasa Kedokteran
Anak itu menderita penyakit leukemia.
Ragam Bahasa Psikologi
Penderita
autis perlu mendapatkan bimbingan
intensif.
2.4.2. Ragam Bahasa Berdasarkan
Media Pembicaraan
Moeliono (1998, dalam Abidin, 2010:1) membagi ragam bahasa berdasarkan
Media Pembicaraan yang dapat dibedakan menjadi:
1. Ragam bahasa lisan
Bahasa lisan adalah bahasa yang
di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur
dasar dinamakan ragam bahasa lisan. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan
tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat
memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau
isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ragam bahasa lisan didukung oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun,
hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam
pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur
kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam lisan karena situasi dan
kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang
disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda
tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal
atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat
disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya
saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam
tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri
kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri
Ragam Bahasa Lisan adalah sebagai berikut:
a. Memerlukan
orang kedua/teman bicara.
b. Tergantung
situasi, kondisi, ruang dan waktu.
c.
Tidak harus memperhatikan unsur
gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung
cepat.
e. Sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu
f.
Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah
serta intonasi
g. Di
pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Kelebihan
Ragam Bahasa Lisan adalah sebagai berikut:
a. Dapat
disesuaikan dengan situasi
b. Faktor
efisiensi waktu
c.
Faktor kejelasan karena pembicara
menambahkan unsur lain berupa tekanan dan gerak anggota badan agar pendengar
mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.
Faktor kecepatan, pembicara
segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e.
Lebih bebas bentuknya karena
faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f.
Penggunaan bahasa lisan bisa
berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
g. Dapat
langsung dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
h. Dapat
berlangsung tanpa adanya alat bantu.
Kekurangan
Ragam Bahasa Lisan adalah sebagai berikut:
a.
Bahasa lisan berisi beberapa
kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Penutur
sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Sulit
disajikan secara matang.
d. Tidak
selalu mempunyai bukti autentik.
Contoh
Produk dari Ragam Bahasa Lisan adalah:
Berbicara Berpidato Berdiskusi Presentasi
2. Ragam
Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa
yang dihasilkan dengan memanfaatkan media tulis seperti kertas dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata
BAHASA INDONESIA 1 – RAGAM BAHASA 11
atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca daam mengungkapkan ide.
Dalam penggunaan ragam Bahasa
tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian,
sedangkan ragam Bahasa lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat.
Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa tulis diperlukan kecermatan dan
ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur
kalimat. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non
standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
Ciri-ciri
Ragam Bahasa Tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak
memerlukan orang kedua/teman bicara.
b. Tidak
tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
c. Harus
memperhatikan unsur gramatikal.
d. Berlangsung
lambat.
e. Selalu
memakai alat bantu.
f.
Bersifat objektif.
g. Mengemban
konsep makna yang jelas.
h. Jelas
struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jelas, dan runtut.
i.
Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa
daerah.
Kelebihan
Ragam Bahasa Tulis adalah sebagai berikut:
a.
Informasi yang disajikan bisa
pilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya
memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai
sarana memperkaya kosakata.
d.
Dapat digunakan untuk
menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi
sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kekurangan
Ragam Bahasa Tulis adalah sebagai berikut:
a.
Tidak dapat dibantu dengan gerak
tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
b. Kesalahan
tidak dapat langsung dikoreksi
c.
Tidak mampu menyajikan berita
secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang
dianggap cendrung miskin daya pikat dan nilai jual.
d.
Yang tidak ada dalam bahasa
tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan
diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
e. Harus
dibantu alat bantu.
Contoh
Produk dari Ragam Bahasa Tulis adalah:
Menulis
Surat
Menulis Laporan Menulis artikel Menulis makalah
Contoh Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulis berdasarkan
Tata Bahasa dan Kosakata yaitu sebagai berikut
1. Tata
Bahasa
Contoh
Ragam Bahasa Lisan dan Tulis berdasarkan tata bahasa yaitu
a. Ragam
Bahasa Lisan
Nia sedang baca surat kabar Ari mau nulis surat
b. Ragam
Bahasa Tulis
Nia
sedang membaca surat kabar.
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu. Mereka bertempat tinggal
di Menteng
Akan saya
tanyakan soal itu.
2. Kosakata
a. Ragam
Bahasa Lisan
Ariani bilang kalau kita harus belajar Kita harus bikin karya tulis
Rasanya
masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam
Bahasa Tulis
Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar Kita harus membuat karya
tulis.
Rasanya
masih terlalu muda bagi saya, Pak
2.4.3. Ragam Bahasa Menurut
Hubungan Antar Pembicara
Menurut
Hubungan Antar Pembicara, Ragam Bahasa dapat dibedakan menjadi:
1. Formal
Ragam bahasa yang biasa digunakan
dalam situasi-situasi serius dengan lawan bicara yang termasuk orang penting.
Ragam bahasa formal biasa
digunakan saat menulis surat resmi, makalah, proposal, laporan, dan digunakan
dalam pembicaraan seperti ceramah, pidato, dan rapat. Ciri-cirinya antara lain:
a. Menggunakan
bahasa baku yang terdapat pada kbbi
b. Menggunakan
imbuhan yang benar
c. Penggunaan
diksi yang tepat agar jelas maksudnya
d. Terkesan
sangat kaku
Contoh:
Saya sudah menerima surat dari anda. Saya tidak mengetahui nama anda.
2. Semi
Formal
Ragam bahasa yang berada diantara formal dan non formal, digunakan dalam
komunikasi yang benar sehari-hari.
Contoh penggunaan dari ragam bahasa semiformal dapat ditemukan di
tulisan jurnalistik pada media masa, karya sastra, dan pembicaraan normal
sehari-hari. Ciri-cirinya:
a. Menggunakan
bahasa baku yang lebih terkesan umum
b. Tidak
harus menggunakan imbuhan yang benar
c. Banyak
diksi yang dapat digunakan
d. Tidak
terkesan kaku, maupun santai
Contoh:
Aku sudah dapat surat dari kamu. Aku tidak tahu namamu.
3. Non
Formal/Santai
Disebut juga ragam santai, ragam
bahasa ini biasa digunakan pada situasi tidak resmi dan percakapan yang santai,
tanpa terikat oleh peraturan-peraturan yang ada. Ragam bahasa nonformal dapat
menunjukkan keakraban antara dua orang yang sedang berkomunikasi.
Contoh penggunaannya seperti saat
berbincang dengan teman dekat, atau chatting dengan teman.
a.
Bahasa tidak baku
b.
Terdapat kata yang kadang berubah penyebutannya,
atau diperpendek
c.
Kalimat cenderung pendek
d.
Berkesan sangat santai
Gue udah dapet surat dari lu. Gue gak tau nama lo.
4. Akrab
Ragam bahasa yang biasa digunakan antar pembicara yang sudah sangat
dekat, seperti sahabat ataupun kelompok pertemanan yang sudah lama.
Ciri-cirinya
sama seperti bahasa santai/non formal, dengan tambahan ciri-ciri berikut:
2.
Terdapat bahasa-bahasa akrab yang
tidak umum, tidak ada di kbbi, dan biasanya serapan bahasa daerah
3. Konteksnya
susah dimengerti bagi orang luar
4. Kadang
artikulasinya tidak jelas
Contoh
percakapan akrab:
Nanda : Ci,
jadi gak? (panggilan akrab, konteks tidak jelas)
Stephani
: Jadi kuy, mau makan dimana?
(bukan bahasa umum)
Nanda
: Yang murah aja, duit gue
tinggal goceng.
Stephani
: Yaudah jajan-jajan unyu aja dah
ndut.
3.1.
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan
bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis
diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk
ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan
memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana
pedoman yang ada.
3.2.
Saran dan Kritik
Sebaiknya kita atau siapa pun
penduduk di Indonesia menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar sehingga
keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah dengan adanya bahasa-bahasa
yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia bahkan
bertentangan. Dan dapat memilih ragam bahasa yang tepat sesuai dengan topik,
media ataupun hubungan antar pembicara. Karena ragam bahasa sangat penting dan
makin berkembang seiring jamannya.