Posted by : Azka Senin, 14 Januari 2019

CRITICAL REVIEW

Expert Sistem

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini berkembang cukup pesat, setiap waktu, setiap saat, sangat cepat dan tanpa batas. Dengan perkembangan tersebut, banyak hal yang dapat dimanfaatkan untuk membantu manusia melakukan sebuah pekerjaan. Perkembangan teknologi ini, menyebabkan bahwa teknologi tersebut dibuat semakin optimal, bahkan dalam mengambil keputusan. Salah satu kemajuan teknologi yang dikembangkan sampai saat ini adalah sebuah system yang dapat mengambil kesimpulan dari beberapa kriteria, adapun kriteria-kriteria tersebut diambil dari pengetahuan-pengetahuan pakar yang dimasukkan kedalam sebuah sistem. Kemajuan teknologi ini dapat dimanfaatkan diberbagai bidang. Seperti dalam bidang system aplikasi, system perusahaan, system perbankan, pemerintahan, kesehatan, dan lain-lain. Dalam hal ini, adapun bidang yang akan dibahas adalah dalam bidang kesehatan. Adapun system pakar yang akan dibahas, yaitu sebuah system yang dapat menentukan apakah seseorang telah terkena penyakit tertentu. Jadi dalam system tersebut seorang pakar akan memasukan sebuah pernyataan – pernyataan yang merupakan gejala – gejala dari suatu penyakit. Jurnal ini ditulis oleh Adhi Kusnandi dengan judul “Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit pada Manusia” yang diterbitkan pada Juni 2013.

ISI dan KRITIK

Dalam artikel tersebut penulis menjelaskan sebuah perancangan sebuah aplikasi system pakar(expert system) untuk mendiagnosa penyakit pada manusia.
Dalam bagian abstrak, penulis menyatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk yang relatif cukup cepat, diiringi pertambahan usia harapan hidup manusia, menambah jumlah penduduk di dunia, sehingga bertambah komplek pula permasalahan yang ditimbulkan, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan lain sebagainya, penulis menghubungkan pertumbuhan jumlah penduduk yang akan berpengaruh pada permasalahan yang akan dihadapi, terlebih dalam bidang kesehatan. Disebutkan bahwa dalam masalah kesehatan semakin banyak jumlah penderita suatu penyakit dan bertambah pula jenis penyakit. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan jumlah ahli kesehatan seperti dokter. Hal tersebut didorong dengan pernyataan bahwa salah satu masalah di dalam dunia medis atau kedokteran adalah adanya ketidakseimbangan antara pasien dan dokter. Maka dalam artikel tersebut penulis menjelaskan bahwa perlunya sebuah system yang dapat membantu menyelesaikan persoalan tersebut. Penulis menyebutkan bahwa dengan menggunakan sistem pakar ini, penyakit dapat dikenali dengan melihat gejala-gejala yang dapat menjelaskan dan menggambarkan apakah seseorang diduga terkena suatu penyakit atau tidak. Dalam hal tersebut penulis membuat prototype yang dibuat sederhana untuk dapat digunakan dengan mudah dan juga dapat dikembangkan dengan jenis penyakit lainnya. Dengan adanya system pakar ini, penulis berharap orang awam mampu mendeteksi adanya penyakit pada dirinya atau orang lain berdasarkan gejala-gejala yang dirasakan dengan menjawab pertanyaan seperti halnya berkonsultasi ke dokter. Sehingga orang awam dapat mendeteksi penyakit yang diderita serta solusi pengobatan sejak dini agar dapat dilakukan penanganan sesegera mungkin. Adapun perancangan system yang dibuat pada artikel tersebut adalah system pakar untuk penyakit TBC. Seperti penulis, Juliana menyebutkan bahwa dengan pengimplementasian sistem pakar ke dalam komputer, dapat menghasilkan beberapa manfaat seperti keakurasian, kecepatan, dapat diakses kapan pun sehingga dapat meringankan tugas dari para pakar di bidangnya (Juliana, 2012). System dibuat terbatas pada diagnosa penyakit berdasarkan ciri-ciri penyakit dikarenakan masih banyak orang yang tidak mengetahui gejala-gejala penyakit.
Pada bagian pendahuluan Adhi menyebutkan penyakit HIV/AIDS ini sampai sekarang belum ditemukan obatnya dan penderitanya semakin hari semakin banyak. Sedangkan jumlah ahli kesehatan seperti dokter terbatas jumlahnya, hal ini bertolak belakang pada pengambilan kasus yang dipilih penulis “… diambil kasus untuk perancangan sistem pakar untuk Penyakit TBC”, dalam hal ini sebaiknya Adhi berfokus pada kasus yang telah dipilih dibagian abstrak. Selanjutnya penulis menyebutkan bahwa sistem pakar ini merupakan program komputer yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah seorang pakar yang khusus. Hal ini didorong oleh pernyataan Naser dan Zaiter (2008:5) yang menyebutkan bahwa sistem pakar ini dapat memecahkan suatu masalah tertentu karena sudah menyimpan pengetahuan secara keseluruhan, serta menurut Juliana (2012) Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dalam dunia kedokteran sudah banyak bermunculan aplikasi sistem pakar yang mampu mendiagnosis berbagai jenis penyakit pada manusia, antara lain penyakit mata, THT (telinga, hidung, tenggorokan), mulut, organ dalam (jantung, hati, ginjal), maupun AIDS (Hamdani, 2010:2). Namun menurut Adhi bahwa kebutuhan akan sebuah system pakar masih sangat dibutuhkan dikarenakan masih banyak juga penyakit yang belum dibuat sistem diagnosanya, sehingga Adhi mengharapkan agar orang awam mampu mendeteksi penyakit dengan menjawab pertanyaan pada aplikasi tersebut. Dengan demikian, orang awam dapat mendeteksi penyakit beserta solusi pengobatannya sejak dini sehingga bisa dilakukan penanganan segera, bahkan dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu(Kumar dan Prava, 2010:3). Jadi, dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli (Handayani dan Sutikno, 2008:6). Dalam artikel tersebut Adhi membatasi system pada diagnosa penyakit, apakah seseorang diduga terkena penyakit TBC atau tidak, cara pencegahan dan pengobatannya.
Kemudian penulis menjelaskan penyakit TBC, penulis menyebutkan bahwa tuberkulosis atau TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri  Mycobacterium tuberculosis. Menurut Haikin Rahmat (2008) menyebutkan Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang  disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Dapat disimpulkan bahwa penyakit TBC tersbut merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang mengakibatkan infeksi pada saluran pernapasan manusia. Menurut WHO (2004) menyatakan bahwa “… sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberculosis pada tahun 2002”. Dan menurut regional WHO, jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia. Adhi menyebutkan bahwa Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Namun dengan peningkatan kasus yang terjadi, WHO menyatakan ersentase jumlah kasus di Indonesia pun menjadi 10 persen terhadap seluruh kasus di dunia sehingga menjadi negara dengan kasus terbanyak kedua bersama dengan Tiongkok (Kompas 2016).
Adhi menyebutkan bahwa “Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis …”. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang menyebutkan bahwa penularan penyakit ini disebabkan oleh percikan dahak penderita TB. Dalam gejala penyakit TBC, Adhi memabagi menjadi gejala khusus dan gejala umum, namun Adhi hanya membatasi perancangan system tersebut dengan gejala khusus dikarenakan gejala khusus tidak disertakan dalam penulisan ini, dikarenakan perancangan sistem ini merupakan prototipe yang bisa dikembangan dengan jenis penyakit lain. Adapun gejala yang Adhi sebutkan untuk menjadi gejala umum, yaitu :
-       Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
-       Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
-     Penurunan nafsu makan dan berat badan.
-     Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
-     Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Dalam hal pencegahan Adhi menyebutkan beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran penyakit TBC, yaitu :
-       Tidak meludah disembarang tempat, uapayakan meludah pada tempat yang terkena sinar matahari atau tempat khusus.
-       Menutup mulut pada waktu ada orang batuk atau bersin
-       Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur.
-       Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan system imunitas, seperti begadang dan kurang istirahat.
-       Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC.
-       Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh.
-       Lakukan imunisasi pada bayi termasuk imunisasi untuk mencegah penyakit TBC.
Pengobatan Penyakit TBC
            Karena bakteri TBC dapat hidup berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotika (bakteri TBC memiliki daya tahan yang kuat), sehingga pengobatan TBC memerlukan waktu antara 6 sampai 9 bulan. Walaupun gejala penyakit TBC sudah hilang, pengobatan tetap harus dilakukan sampai tuntas, karena bakteri TBC sebenarnya masih berada dalam keadaan aktif dan siap membentuk resistensi terhadap obat. Kombinasi beberapa obat TBC diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat.
Sistem Pakar
            Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Feigenbaum di dalam Harmon dan King yang dikutip oleh Marimin (2005:12), sistem pakar adalah perangkat lunak komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur inferensi untuk memecahkan masalah yang cukup rumit atau memerlukan kemampuan seorang pakar untuk memecahkannya. Menurut Durkin (2003:9), sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar. Kemudian menurut Andri Kristanto (2004:5), sistem pakar adalah program kecerdasan buatan yang menggabungkan basis pengetahuan (knowledge base) dengan mesin inferensi. Inferensi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman yang terjadi.Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem pakar dapat diterapkan pada berbagai bidang kehidupan, termasuk juga dalam bidang kedokteran, adanya pakar dokter kita dapat membantu pendiagnosaan dini sebagai pertolongan pertama di rumah sebelum memutuskan pergi ke dokter.

Sejarah Singkat Sistem PakarSistem Pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian artificial intelligenceini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem-Solver (GPS). GPS yang berupa sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon dari  Logic Theoristmerupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan sebuah predecessormenuju Expert System(ES). GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkan DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Unversitas Stanford dan kemudian diikuti oleh MYCIN. pembuatan DENDRAL mengarah pada konklusi-konklusi berikut: GPS terlalu lemah untuk digunakan sebagai dasar untuk membangun ES yang berunjuk kerja tinggi. Pemecahan masalah manusia adalah baik hanya jika beroperasi dalam domain yang sangat sempit. Sistem Pakar harus di updatesecara berkala untuk informasi baru. Perubahan semacam ini dapat efisien apabila menggunakan representasi pengetahuan berbasis rule. Problem yang kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali tentang area problem. Pada pertengahan tahun 1970 an, beberapa Expert Systemmulai muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah Kekuatan dari Expert Systemberasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakan. Awal 1980 an, teknologi Expert Systemyang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric).Sistem Pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970. Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem ini diberi nama MYCIN (Heckerman, 1986).MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit minigitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, dia mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan yang lain.

Metode Penelitian
Dalam mengumpulkan data, keterangan dan aturan yang akan digunakan sebagai rulepada sistem pakar yang dibuat ini, penulis menggunakan metode studi literatur yang terdapat diberbagai tempat, seperti perpustakaan, koleksi buku-buku pribadi dan referensi lainnya. Selain itu mempelajari dan mencari data dilakukan di Internet dengan bantuan mesin pencari google atau yahoo.Untuk membuat program aplikasi digunakan software Borland Delphi Enterprise versi 7, dengan OS Windows XP. Untuk OS Windows 7, Delphi akan mengalami sedikit masalah, oleh karena itu harus dilakukan beberapa setting pada Delphi. Untuk Setting tersebut dapat dilihat di Internet dengan bantuan mesin pencari Google.

Perancangan Sistem
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan sistem ini terdapat sub pokok bahasan yang bertujuan memudahkan pengembangan sistem pakar. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit TBC pada manusia ini membutuhkan pengetahuan dan mesin informasi untuk mendiagnosa penyakit yang dialami pengguna. Basis pengetahuan ini berisikan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh sistem. Sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang dimasukan pengguna sehingga dapat ditemukan suatu kesimpulan basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari gejala penyakit, jenis penyakit dan terapi. Data yang menjadi input sistem adalah data gejala yang dapat dari pemeriksaan yang dilakukan oleh para medis. Data tersebut digunakan oleh sistem untuk menentukan jenis penyakit yang diderita pasienBerikut ini merupakan pembahasan secara rinci mengenai pengembangan sistem pakar antara lain.






1.    Representasi Pengetahuan
Pada tahap ini, knowledge engineerdan pakar menentukan konsep yang akan dikembangkan menjadi aplikasi sistem pakar untk mendiagnosa Penyakit TBC pada manusia. Hasil dari pembuatan konsep antara knowledge engineerdan pakar adalah terkumpulnya data-data mengenai pengelompokkan penyakit berbagai jenis penyakit TBC, seperti TBC paru-paru, TBC tulang dan lain sebagainya. Selain pengelompokan, juga diindentifikasi gejala-gejala penyakit tersebut. Pada perancangan sistem pakar ini hanya dibuat hanya untuk Penyakit TBC paru-paru sebagai contoh perancangan. Representasi pengetahuan yang terdapat dalam penulisan ini dibuat diagram pohon (tree) dan kaidah produksi untuk gejala-gejala Penyakit TBC Paru-Paru.
2.    Kaidah Produksi
Basis aturan dalam permasalahan ini merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang saling berhubungan satu sama lain. Kaidah-kaidah atau aturan–aturan ini direpresentasikan dalam bentuk persyaratan IF – Then. Pernyataan ini menghubungkan bagi premios (IF) dan bagian kesimpulan (Then). Apabila premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari suatu proposisi, proposisi-proposisi tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logik AND . Data-data yang menjadi output bagi sistem adalah apakah terkena Penyakit TBC atau tidak, pencegahan dan pengobatannya. Dimana percabangan adalah premios (IF) dan kesimpulan (Then) adalah ujung dari cabang pohon. Contoh untuk Rule 1:If tidak “Demam tinggi & lama” then “Diduga Bukan TBC”. Percabanganya adalah suatu persyaratan (proposisi) dari “Demam tinggi & lama”, jika dipilih “tidak”, maka diambil sebuah kesimpulan (Then) “Diduga Bukan TBC”. Jika jawabanya “Ya” disimpulkan maju ke pertanyaan (proposisi) berikut, atau jawaban ini dapat diganti dengan sebuah operator “And”. Sehingga Rule (proposisi) 1 dan Rule (proposisi) 3 dapat digabung menjadi sebuah pernyataan baru “apakah anda menderita demam tinggi dan lama AND berkeringat malam hari”. Pernyataan tersbut dapat digabungkan kembali dengan pernyataan selanjutnya, sehingga Rule (proposisi) 1, Rule (proposisi) 3 dan Rule (proposisi) 5 dapat digabungkan dan seterusnya.
3.    Mekanisme Inferensi
Representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan sistem pakar adalah mekanisme inferensi yang meliputi teknik penalaran. Teknik penalaran yang digunakan dalam aplikasi sistem pakar ini menggunakan teknik pelacakan ke depan (forward  chaining) yang memulai penelusurannya dari sekumpulan data atau gejala-gejala menuju kesimpulan atau penyakit dan pelacakan kebelakang (backward chaining) yang memulai dari suatu hipotesa atau dugaan penyakit kepada suatu data atau gejala-gejala penyakit.
-  Forward chaining: gejala-gelaja => kesimpulan/ terkena TBC/tidak terkena TBC.
-  Backward chaining : Penyakit TBC => gejala-gejala, pencegahan dan pengobatan.
Namun pada bagian ini, penulis tidak memaparkan alasan mengapa penulis memilih ataupun latar belakang dari penentuan teknik pelacakan yang digunakan. Dimana Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi – aksi. Dan Backward Chaining merupakan kebalikan dari Forward Chaining (Kusrini, 2006).
Dalam hasil dan pembahasan penulis langsung memaparkan system yang dibuat sesuai dengan struktur menu yang dibuat penulis, tanpa ada perancangan pembuatan dari system tersebut. Penulis menampilkan interface yang dibuat tanpa memaparkan dengan apa system itu dibuat dan dikembangkan.








































KESIMPULAN

Secara keseluruhan, penulis telah memaparkan dengan baik dan sederhana tentang topic yang ingin disampaikan, hal ini memudahkan pembaca untuk memahami topic yang dibuat penulis yaitu tentang sebuah perancangan system pakar untuk menentukan diagnose suatu penyakit. Adapun penerapan aplikasi penentuan diagnose penyakit cukup sederhana yang dipaparkan penulis, dimana pengguna tinggal membaca intruksi yang berisi gejala – gejala yang memungkinkan seseorang terkena penyakit TBC dengan menjawab “Ya” atau “Tidak”. Kemudian penulis menambahkan fungsi report yang bertujuan untuk memberikan definisi dari penyakit TBC, penularan penyakit, dan gejala – gejala penyakit TBC. Sehingga pengguna dapat menambah pengetahuan tentang penyakit TBC tersebut. Adapun jumlah kata dalam tugas critical review ini adalah 2480 kata.































REFERENSI

Dahria, M. (2011). Pengembangan Sistem Pakar dalam Membangun Suatu Aplikasi. SAINTIKOM, X.
Juliana. (n.d.). Perancangan Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam.
Kusnadi, A. (2013). Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk. IV.
Nugroho, A. A. (2016). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Sistem Pencernaan Manusia Menggunakan Metode Bayes dan Foward Chaining Berbasis Web. Kediri.
Oktaviani, D. M., & Puspitasari, T. (n.d.). Aplikasi Sistem Pakar untuk Mengidentifikasi Penyakit Dalam pada Manusia Menggunakan Metode Foward Chaining. Kediri.
Sukahar, B. (2014). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Menggunakan Metode Fordward dan Backward Chaining Berbasis Web. Malang.
Suyanto. (2014). Artificial Intelligence : Searching, Reasoning, Planning, Learning. INFORMATIKA.
Widiastuti, W., Destiani, D., & Damiri, D. J. (2012). Aplikasi Sistem Pakar Deteksi Dini pada Penyakit Tuberkulosis. Algoritma, IX.
Yunus, M., & Setyowibowo, S. (n.d.). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Diagnosa Penyakit Paru - Paru dengan Metode Foward Chaining.























Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Eat Sleep Laugh Life! - Hataraku Maou-sama! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -